Laporan terbaru dari OpenAI mengungkap bahwa sekitar 3 juta pengguna ChatGPT mengalami gangguan atau tekanan mental setiap minggunya. Fenomena ini disebut berkaitan dengan penggunaan berlebihan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang semakin menyatu dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk pekerjaan, pendidikan, maupun hiburan.

Baca juga : Prabowo Sebut Anak Muda Indonesia Tergila-gila K-Pop Saat Bertemu Presiden Korea Selatan

Menurut analisis internal OpenAI dan lembaga mitra kesehatan mental digital, sebagian besar pengguna yang terdampak menunjukkan gejala kelelahan mental, kecemasan, dan kesulitan fokus. Mereka cenderung mengandalkan ChatGPT bukan hanya untuk membantu produktivitas, tetapi juga untuk mendapatkan validasi emosional, yang bisa berujung pada ketergantungan psikologis.

Ketergantungan Digital yang Meningkat

Kecanduan terhadap layanan AI seperti ChatGPT kini menjadi perhatian global. Pengguna yang terlalu sering berinteraksi dengan sistem percakapan digital dapat mengalami penurunan interaksi sosial dan tekanan emosional, terutama jika AI digunakan sebagai pelarian dari kehidupan nyata.

Seorang peneliti perilaku digital dari Stanford University menyebut bahwa pola ini mirip dengan fenomena kecanduan media sosial. “Manusia secara alami mencari koneksi, dan ketika AI memberikan respons cepat serta empatik, otak kita bisa tertipu bahwa hubungan tersebut nyata,” ujarnya.

OpenAI Siapkan Program Kesehatan Mental Digital

Menanggapi fenomena ini, OpenAI mengumumkan akan meluncurkan program kesadaran kesehatan mental digital bagi pengguna ChatGPT. Program ini akan fokus pada edukasi, deteksi dini tanda-tanda kelelahan digital, serta fitur pengingat waktu penggunaan.

Baca juga : Nonton Kantara: A Legend – Chapter 1 (2025) Sub Indo

Perusahaan juga menegaskan bahwa ChatGPT bukan pengganti profesional kesehatan mental, melainkan alat bantu untuk meningkatkan produktivitas dan eksplorasi ide. Dalam pernyataannya, OpenAI menulis bahwa mereka terus berupaya menciptakan AI yang “aman, transparan, dan manusiawi.”

Faktor Pemicu Tekanan Mental

Beberapa faktor utama yang diidentifikasi sebagai pemicu tekanan mental di kalangan pengguna ChatGPT antara lain:

  1. Overuse atau penggunaan berlebihan — menghabiskan waktu terlalu lama untuk interaksi dengan AI tanpa jeda.
  2. Ekspektasi berlebihan terhadap AI, seperti berharap ChatGPT mampu memberikan solusi emosional.
  3. Kurangnya kontrol waktu digital, di mana pengguna sulit membatasi durasi penggunaan teknologi.
  4. Kelelahan kognitif, akibat terus-menerus menerima dan memproses informasi dari AI.

Fenomena ini semakin kompleks karena AI juga digunakan dalam berbagai sektor pekerjaan yang menuntut produktivitas tinggi, sehingga individu kerap merasa harus terus “terkoneksi” tanpa waktu istirahat.

Respons Pengguna dan Ahli Psikologi

Beberapa pengguna aktif ChatGPT di media sosial mengaku mulai menyadari perubahan pada keseimbangan emosional mereka. Ada yang merasa kehilangan waktu istirahat, sulit fokus, bahkan merasa “kosong” setelah lama menggunakan AI untuk interaksi personal.

Ahli psikologi digital, Dr. Emily Carter, menekankan bahwa AI dapat menjadi alat positif jika digunakan secara seimbang. “Masalah muncul ketika pengguna mulai menganggap AI sebagai satu-satunya tempat untuk mengekspresikan diri atau mencari dukungan emosional. Pada titik itu, hubungan digital mulai menggeser realitas sosial,” ujarnya.

Baca juga : Nonton Truth & Treason (2025): Ketika Kebenaran dan Pengkhianatan Bertabrakan

Pentingnya Literasi Digital Sehat

Fenomena ini membuka diskusi luas mengenai pentingnya literasi digital dan kesadaran penggunaan AI secara sehat. Pemerintah di sejumlah negara bahkan mulai mendorong kebijakan untuk mengatur waktu penggunaan aplikasi berbasis AI, terutama di kalangan pelajar dan pekerja profesional.

Langkah-langkah seperti ini diharapkan mampu menekan angka tekanan mental yang disebabkan oleh interaksi berlebih dengan sistem AI.

Kesimpulan

Laporan OpenAI tentang 3 juta pengguna ChatGPT yang mengalami tekanan mental setiap minggu menjadi peringatan penting tentang dampak psikologis dari penggunaan AI. Teknologi ini membawa manfaat besar, tetapi juga memerlukan kesadaran dan pengaturan penggunaan yang bijak.