Kreativitas mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, sekelompok mahasiswa dari jurusan Seni Media Rekam berhasil menyulap drone menjadi karya seni estetika Nusantara. Proyek inovatif ini menggabungkan unsur teknologi modern dengan kekayaan budaya Indonesia, menampilkan harmoni antara gerak mesin dan nilai-nilai tradisional.

Menurut dosen pembimbing proyek, ide ini berawal dari keinginan mahasiswa untuk menunjukkan bahwa teknologi tidak selalu kaku dan dingin. “Drone bisa lebih dari sekadar alat pengambilan gambar. Ia bisa menjadi media ekspresi seni yang hidup, berjiwa, dan berakar pada budaya Nusantara,” ujarnya.

Baca juga : Dubes Pakistan Tawarkan Investasi dan Kerja Sama Pendidikan di Jawa Tengah

Integrasi Teknologi dan Budaya dalam Karya Seni

Dalam karya tersebut, mahasiswa ISI Yogyakarta menggunakan drone yang dimodifikasi agar mampu membentuk pola-pola gerak khas tari tradisional Jawa. Dengan tambahan pencahayaan warna-warni dan musik gamelan kontemporer, drone-drone itu menciptakan pertunjukan udara yang memukau.

Konsep ini tidak hanya menonjolkan keindahan visual, tetapi juga membawa pesan simbolis tentang adaptasi budaya lokal di era teknologi digital. “Kami ingin menunjukkan bahwa warisan budaya Nusantara tetap relevan, bahkan di tengah kemajuan teknologi,” ungkap salah satu mahasiswa pencipta karya tersebut.

Estetika Nusantara di Langit

Pertunjukan seni ini pertama kali diperkenalkan dalam acara kampus bertajuk Seni Menembus Batas yang digelar di halaman ISI Yogyakarta. Ratusan penonton terpukau melihat drone yang menari di langit malam, meniru gerakan tari klasik seperti Gambyong dan Serimpi.

Unsur estetika Nusantara diperkuat melalui tata cahaya, kostum virtual, dan efek suara khas daerah. “Kami ingin menciptakan pengalaman multisensorik, di mana teknologi dan budaya berpadu dalam harmoni,” jelas ketua tim kreatif.

Pengakuan dan Dukungan dari Kampus

Rektor ISI Yogyakarta mengapresiasi karya tersebut sebagai bukti nyata bahwa mahasiswa mampu berinovasi tanpa meninggalkan akar budaya. Ia berharap karya ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus bereksperimen dengan teknologi modern sebagai medium ekspresi seni.

Baca juga : Nonton Truth & Treason (2025): Ketika Kebenaran dan Pengkhianatan Bertabrakan

“Proyek ini menunjukkan semangat ISI Yogyakarta untuk terus menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi. Seni tidak hanya untuk dinikmati, tapi juga untuk menginspirasi dan membuka wawasan,” tutur Rektor.

Peluang Menuju Industri Kreatif

Karya seni berbasis drone ini juga menarik perhatian komunitas teknologi dan industri kreatif. Beberapa pihak menilai konsep tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pertunjukan digital berkelas internasional, terutama untuk festival budaya dan pariwisata.

Tim mahasiswa ISI Yogyakarta pun berencana memperluas proyek ini dengan menambahkan elemen realitas virtual (VR) dan kecerdasan buatan (AI), sehingga setiap pertunjukan memiliki koreografi yang dinamis dan interaktif.

Simbol Kolaborasi Generasi Muda

Lebih dari sekadar karya seni, inovasi ini mencerminkan semangat kolaboratif generasi muda Indonesia dalam menghadirkan wajah baru seni Nusantara. Mereka tidak sekadar mengulang tradisi, tetapi juga menghidupkannya kembali dalam konteks zaman modern.

“Bagi kami, ini bukan sekadar proyek akademik. Ini bentuk cinta kami pada budaya Indonesia,” kata salah satu anggota tim dengan bangga.

Baca juga : Money Game: Thriller Ekonomi yang Mengungkap Kekuatan dan Keserakahan

Kesimpulan

Karya mahasiswa ISI Yogyakarta yang menyulap drone menjadi medium ekspresi estetika Nusantara membuktikan bahwa seni dan teknologi dapat berjalan beriringan. Dengan pendekatan kreatif dan berakar pada nilai budaya, mereka berhasil menciptakan karya yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang identitas bangsa di era digital.